Sabtu, 29 Februari 2020

TUGAS PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

Bab 9
Kepemimpinan Transformasional
Hasil gambar untuk kepemimpinan transformasional



Deskripsi
Salah satu pendekatan terbaru dan paling popular untuk kepemimpinan yang telah menjadi fokus banyak penelitian sejak awal tahun 1980-an, adalah pendekatan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah bagian dari paradigma “kepemimpinan baru” (Bryman, 1992), yang lebih memberi perhatian pada elemen kepemimpinan yang karismatik dan peka. Bass dan Riggio (2006) menyatakan bahwa popularitas kepemimpinan transformasional, yang memenuhi kebutuhan kelompok kerja di masa sekarang, yang ingin diinspirasi dan diberdayakan agar berhasil dimasa masa yang tidak pasti.
            Seperti dinyatakan secara tersirat oleh nama itu, kepemimpinan transformasional adalah proses yang mengubah orang-orang hal itu peduli dengan emosi, nilai, etika, standar, dan tujuan jangka panjang. Hal itu termasuk menilai motif pengikut, memuaskan kebutuhan mereka, dan memperlakukan mereka sebagai manusia secara utuh. Kepemimpinan transformasional mencakup bentuk pengaruh luar biasa, yang menggerakkan pengikut untuk mencapai lebih dari apa yang biasanya diharapkan dari mereka. Ini adalah proses yang sering kali menyertai kepemimpinan karismatik dan visioner.

Definisi kepemimpinan transformasional
Hasil gambar untuk mahatma gandhi
Istilah kepemimpinan transformasional pertama kali dicetuskan oleh Downton (1973). Hal itu muncul sebagai pendekatan penting untuk kepemimpinan, dimulai dengan karya klasik oleh sosiolog politis, James MacGregor Burns yang bertajuk leadership (1978) dia menulis tentang pemimpin sebagai orang yang meningkatkan motif pengikut, untuk bisa mencapai tujuan pemimpin dan pengikut secara lebih baik.
Burns membedakan dua jenis kepemimpinan : transaksional dan transformasional. Kepemimpinan transaksional merujuk ke kumpulan model kepemimpinan yang berfokus pada pertukaran yang terjadi antara pemimpin dan pengikutnya yang berlawanan dengan kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional itu merupakan proses dimana orang terlibat dengan orang lain, dan menciptakan hubungan yang meningkatkan motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikutnya.
Karena konseptualisasi kepemimpinan transformasional yang diutarakan oleh Burns (1978) termasuk meningkatkan tingkat moralitas dalam diri orang lain, sulit untuk menggunakan istilah ini ketika menggambarkan pemimpin seperti Adolf Hitler dan Saddam Hussein, yang melakukan perubahan, tetapi dalam cara yang negatif. Untuk mengatasi masalah ini, Bass (1998) memperkenalkan istilah kepemimpinan pseudotransformasional. Istilah ini merujuk pada pemimpin yang hanya peduli dengan dirinya, kasar, dan berorientasi pada kekuatan, dengan nilai moral yang rusak (Bass & Riggio, 2006). Kepemimpinan pseudotransformational dianggap kepemimpinan yang dimodifikasi dan berfokus pada kepentingan pribadi pemimpin, bukan kepentingan orang lain (Bass & Steidlmeier,1999). Kepempinan transformasional yang murni, adalah kepemimpinan yang bersifat sosial dan peduli dengan kebaikan bersama. Pemimpinan transformasional yang bersifat sosial ini mengalahkan kepentingan mereka sendiri demi kebaikan orang lain (Howell & Avolio,1993).
            Untuk memilih kompleksitas yang terkait dengan komponen “peningkatan moral” dari kepemimpinan transformasional murni. Zhu, Avolio, Riggio, dan Sosik (2011) mengusulkan model teoretis yang menganalisis bagaimana kepemimpinan transformational, yang murni memengaruhi etika masing-masing pengikut dan kelompok. Penulis membuat hipotesis bahwa kepemimpinan transformational murni secara positif memengaruhi identitas moral pengikut dan emosi moral (misalnya, empati dan rasa bersalah). Dan pada akhirnya, hal ini menyebabkan pengambilan keputusan dan tindakan yang bermoral oleh pengikut.

Kepemimpinan Transformasional dan Karisma
            House (1976) menerbitkan teori kepemimpinan karismatik. Sejak penerbit buku itu, kepemimpinan karismatik telah menerima banyak perhatian oleh peneliti (missal, Conger,1999; Hunt & Conger, 1999). Kata karisma pertama kali digunakan untuk menggambarkan karunia khusus yang dimiliki individu tertentu, yang memberi mereka kapasitas untuk melakukan hal-hal luar biasa. Weber (1974) memberi defenisi paling terkenal tentang karisma sebagai karakteristik kepribadian khusus yang memberi seseorang suatu kekuatan super atau luar biasa dan telah dimiliki sedikit orang, berasal dari Tuhan, dan membuat orang itu diperlakukan sebagai pemimpin.  Terlepas dari penekanan Weber pada karisma sebagai karakteristik kepribadian, dia juga mengakui peran penting yang dimainkan oleh pengikut, dalam membuktikan karisma dalam diri para pemimpin ini (Bryman, 1992; House,1976).
            House menyatakan bahwa pemimpin karismatik bertindak dalam cara unik yang memiliki dampak karismatik tertentu pada pengikut mereka. Bagi House, karakteristik kepribadian dari  pemimpin karismatik mencakup sikap domain, memiliki hasrat yang kuat untuk memengaruhi orang lain, percaya diri, dan memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai moral diri sendiri.
            Pemimpinan karismatik juga menunjukkan jenis perilaku khusus. Pertama, mereka adalah teladan yang kuat bagi nilai dan keyakinan yang mereka inginkan, untuk diadopsi pengikut mereka.  
Hasil gambar untuk mahatma gandhi
Kedua, pemimpin karismatik tampak cakap bagi pengikut. Ketiga, mereka meyuarakan tujuan ideologis yang memiliki dampak moral.
Hasil gambar untuk martin luther king jr 
 Keempat, pemimpin karismatik mengomunikasikan harapan tinggi bagi pengikutnya, dan mereka menampilkan keyakinan dalam kemampuan pengikut untuk mengikuti harapan ini. Dampak dari perilaku ini adalah untuk meningkatkan pemahaman pengikut akan kompentensi dan nilai-nilai (Avolio & Gibbons,1988), yang pada akhirnya meningkatkan kinerja mereka.

Hasil gambar untuk john f kennedy

 Kelima, pemimpin karismatik meningkatkan motivasi pengikut yang terkait dengan tugas yang bisa mencakup pertemanan, kekuatan, atau harga diri.
Menurut teori karismatik House, sejumlah dampak adalah hasil langsung dari kepemimpinan karismatik. Mereka mencakup kepercayaan pengikut dalam ideologi pemimpin, kesamaan antara keyakinan pengikut dan keyakinan pemimpin, penerimaan tanpa ragu terhadap kepemimpinan, ekspresi rasa senang kepada pemimpin.

Karakteristik Kepribadian
Perilaku
Dampak pada Pengikut
Dominan
Sejumlah teladan yang kuat
Percaya dengan ideology
Hasrat untuk memengaruhi
Menunjukkan kecakapan
Kesamaan keyakinan antara pemimpin dan pengikut
Percaya diri
Mengutarakan tujuan
Penerimaan yang tak diragukan lagi
Nilai moral yang kuat
Mengomunikasikan
Menyukai pemimpin

Harapan yang tinggi
Kepatuhan

Mengekspresikan keyakinan diri
Simpati pada pemimpin

Meningkatkan motivasi
Keterlibatan emosional


Tujuan meningkat


Keyakinan diri meningkat

Konsisten dengan Weber, House menyatakan bahwa dampak karismatik ini lebih mungkin terjadi dalam konteks dimana pengikut tidak merasakan stress karena dalam situasi yang penih tekanan, pengikut mengharapkan pemimpin mengeluarkan mereka dari kesulitan. Teori karismatik House telah diperluas dan diperbaiki selama bertahun-tahun. Salah satu revisi utama untuk teori ini dibuat oleh Shamir, House, dan Arthur (1993). Mereka membuat hipotesis bahwa kepemimpinan karismatik mengubah konsep diri pengikut, dan mencoba untuk menghubungkan identitas pengikut ke identitas kolektif organisasi.



Model Kepemimpinan Transformasional
            Di pertengahan tahun 1980-an, Bass (1985) menyediakan versi kepemimpinan transformasional yang lebih luas dan telah diperbaiki yang didasarkan pada, tetapi tidak secara penuh konsisten dengan, karya wal Burns (1978) dan House (1976).  Di dalam pendekatan ini, Bass memperluas karya Burns dengan memberi lebih banyak perhatian pada kebutuhan pengikut daripada kebutuhan pemimpin, dengan menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional bisa diterapkan untuk situasi di mana hasil tidak positif, dan dengan menggambarkan kepemimpinan transaksional serta transformasional sebagai kontinum tunggal bukan sebagai jenis mandiri yang timbal balik (Yammarino,1993).
            Bass (1985, h.20) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional memotivasi pengikut untuk melakukan lebih dari yang diharapkan, dengan (a) meningkatkan tingkat pemahaman pengikut akan kegunaan dan nilai dari tujuan yang rinci dan ideal, (b) membuat pengikut mengalahkan kepentingan sendiri demi tim atau organisasi, dan (c) menggerakkan pengikut untuk memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih tinggi.


Faktor Kepemimpinan
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan Laissez-Faire
Faktor I
Pengaruh ideal Karisma
Faktor 5
Imbalan kondisional Transaksi yang membangun
Faktor 7
Laissez-faire
Nontransaksional
Faktor 2
Motivasi yang menginspirasi
Faktor 6
Manajemen dengan pengecualian
Aktif dan pasif Transaksi yang berguna

Faktor 3
Rangsangan intelektual


Faktor 4
Pertimbangan yang diadaptasi




Faktor- faktor Kepemimpinan Transformasional
            Kepemimpinan transformasional peduli dengan perbaikan kinerja pengikut, dan mengembangkan pengikut ke potensi maksimal mereka (Avolio, 1999; Bass & Avolio, 1990a. Orang yang menampilkan kepemimpinan transformasional sering kali memiliki kumpulan nilai serta prinsip internal yang kuat. Mereka efektif dalam memotivasi pengikut untuk bertindak dalam cara mendukung kepentingan yang lebih besar, dari pada kepentingan mereka sendiri (Kuhnert,1994).

Pengaruh ideal
Hasil gambar untuk mandela

Pengaruh ideal mendeskripsikan pemimpin yang bertindak sebagai teladan yang kuat bagi pengikut. Pemimpin ini biasanya memiliki standar yang sangat tinggi akan moral dan perilaku yang etis, serta bisa diandalkan untuk melakukan hal yang benar. Mereka sangat dihargai oleh pengikut yang biasanya sangat percaya kepada mereka. Mereka memberi pengikut visi dan pemahaman akan misi.
            Faktor pengaruh ideal diukur pada dua komponen: komponen pengakuan yang merujuk pada pengakuan pengikut kepada pemimpin yang didasarkan pada persepsi yang mereka miliki atas pemimpin mereka, dan komponen perilaku yang merujuk pada observasi pengikut akan perilaku pemimpin.

Motivasi yang Menginspirasi.

Hasil gambar untuk manajer penjualan


Faktor ini menggambarkan pemimpin yang mengomunikasikan harapan tinggi kepada pengikut, menginspirasi mereka lewat motivasi untuk menjadi setia pada, dan menjadi bagian dari visi bersama dalam organisasi. Pada praktiknya, pemimpin menggunakan simbol dan daya Tarik emosional untuk memfokuskan upaya anggota kelompok, guna mencapai lebih daripada yang mereka lakukan untuk kepentingan pribadi mereka. Semangat tim ditingkatkan oleh jenis kepemimpinan ini.


Rangsangan Intelektual
            Hal ini mencakup kepemimpinan yang merangsang pengikut untuk bersikap kreatif dan inovatif serta merangsang keyakinan dan nilai mereka sendiri, seperti juga nilai dan keyakinan pemimpin serta organisasi.
            Jenis kepemimpinan ini mendukung pengikut ketika mencoba pendekatan baru dan mengembangkan cara inovatif untuk menghadapi masalah organisasi. Hal itu mendorong karyawan untuk memikirkan hal-hal secara mandiri dan terlibat dalam pengambilan keputusan yang hati-hati.

Hasil gambar untuk full range of leadership model



Pertimbangan yang Diadaptasi
            Faktor ini mewakili pemimpin yang memberikan iklim yang mendukung, dimana mereka mendengarkan dengan seksama kebutuhan masing-masing pengikut. Pemimpin bertindak sebagai pelatih dan penasihat, sambil mencoba untuk membantu pengikut benar-benar mewujudkan apa yang dinginkan. Pemimpin ini mungkin menggunakan delegasi untuk membantu pengikut tumbuh lewat tantangan pribadi.
            Intinya, kepemimpinan transformasional menghasilkan dampak yang lebih besar daripada kepemimpinan transaksional. Sementara itu, kepemimpinan transaksional memberi hasil yang diharapkan, kepemimpinan transformasional menghasil kinerja yang lebih daripada yang diharapkan.
Hasil gambar untuk transformational leadership

Kepemimpinan transformasional menggerakkan pengikut untuk mencapai lebih daripada yang biasanya diharapkan dari mereka. Mereka menjadi termotivasi untuk mengalahkan kepentingannya, demi kepentingan group atau organisasi (Bass & Avolio, 1999a).

Faktor – factor Kepemimpinan Transaksional
            Pemimpin transaksional mengubah nilai dengan dengan pengikut untuk mengembangkan program mereka sendiri dan pengikut ( Kuhnert,1994). Pemimpin transaksional berpengaruh, karena mereka sangat peduli dengan pengikut supaya mereka melakukan apa yang diinginkan pemimpin (Kuhnert & Lewis, 1987).

Imbalan Kondisional
            Imbalan kondisional adalah factor pertama dari dua factor kepemimpinan transaksional. Ini adalah proses pertukaran antara pemimpin dan pengikut di mana upaya pengikut, dipertukaran untuk imbalan tertentu. Dengan jenis kepemimpinan ini, pemimpin mencoba untuk mendapatkan kesepakatan dari pengikut tentang apa yang harus dilakukan, dan imbalan apa yang akan ada untuk orang-orang yang melakukan itu.  

Manajemen dengan Pengecualian
            Itu adalah kepemimpinan yang melibatkan kritik membangun, umpan balik negative, dan dorongan negative. Manajemen dengan pengecualian  memiliki dua bentuk: aktif dan pasif. Pemimpin menggunakan manajemen dengan pengecualian bentuk pasif mengawasi pengikut secara seksama, kalau-kalau pengikut melakukan kesalahan atau pelanggaran peraturan dan kemudian melakukan tindakan perbaikan.  Pemimpin yang menggunakan bentuk pasif melakukan intervensi hanya setelah standar tidak bisa dipenuhi atau masalah telah terjadi. Intinya, baik jenis manajemen aktif maupun pasif menggunakan lebih banyak pola dukungan negative daripada positif, seperti yang digambarkan dalam faktor 5 di bawah imbalan kondisional.


Faktor Nonkepemimpinan

            Faktor nonkepemimpinan ini sangat berbeda dengan kepemimpinan transaksional. Faktor ini adalah faktor yang ketujuh disebut dengan Laissez-Faire yang menggunakan pendekatan lepas tangan, membiarkan hal-hal terjadi apa adanya. Pemimpin ini meninggalkan tanggungjawab, menunda keputusan, tidak memberikan umpan balik, dan membuat sedikit upaya untuk membantu pengikut memuaskan kebutuhan meereka.

Perspektif Transformasional lainnya
·            Menurut Bennis dan Nanus (1985) yaitu
-     Pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas akan kondisi masa depan organisasi. Visinya sederhana, dapat dipahami, menguntungkan, dan menciptakan energi
-     Pemimpin transformasional adalah arsitek sosial untu organisasi mereka. Artinya mereka menciptakan bentuk untuk tujuan bersama. Pemimpin ini mengkomunikasikan arah yang mengubah nilai dan norma. Olehkarena itu, pemimpin mampu menggerakkan orang untuk menerima identitas kelompok baru atau filosofi baru
-     Pemimpin transformasional menciptakan rasa percaya (trust) di dalam organisasi dengan membuat posisi mereka diketahui secara jelas.
-     Pemimpin transformasional menggunakan pengorganisasian diri yang kreatif lewat egoism yang positif. Pemimpin tahu kekuatan dn kelemahan mereka.

·                     Menurut Kouzes dan Posner
-     Menunjukkan cara
Pemimpin memahami dengan jelas nilai dna filosofi mereka sendiri. Mereka memahami pendapatan mereka sendiri dan mengekspresikannya kepada orang lain
-       Menginspirasi Visi Bersama
Bersedia untuk mengubah statusquo dan melangkah masuk ke suatu yang tidak diketahui. Hal ini termasuk keinginan untuk berinovasi, tumbuh, dan berkembang
-       Memungkinkan orang lain untuk bertindak
Pemimpin yang luar biasa efektif bekerja dengan orng lain. Mereka membangun kepercayaan dengan orang lain dan meningkatkan kolaborasi
-       Menguatkan hati
Pemimpin menguatkan hati dengan memberi imbalan kepada orang lain atas prestasi atau dapat disebut dengan penghargaan.



Cara Pendekatan Transformasional agar berfungsi:
            Menurut Jung, Dhow, dan Wu (2003), kepemimpinan transformasional secara langsung terlibat dengan inovasi perusahaan; kepemimpinannya menciptakan budaya dimana karyawan merasa diberdayakan dan didorong untuk mendiskusikan dan mencoba hal-hal baru. Sementara menurut Avolio dan Gibbons (1988), untuk menciptakan perubahan, pemimpin transformasional harus menjadi teladan yang kuat bagi para pengikutnya; memiliki sejumlah nilai moral dan pemahaman akan identitas. Mereka percaya diri, cakap, dan ekspresif.

Kekuatan Pendekatan Transformasional
·         Kepemimpinan transformasional telah secara luas diteliti dari banyak perspektif yang berbeda; termasuk serangkaian penelitian kualitatif tentang kepemimpinan dan CEO yang unggul di perusahaan besar yang terkenal
·         Kepemimpinan transformasional memiliki daya Tarik alami; pemimpin sangat menyarankan perubahan untuk orang lain.
·         Kepemimpinan transformasional memperlakukan kepemimpinan sebagai proses yang terjadi antara pengikut dan pemimpin
·         Kepemimpinan transformasional memberi pandangan yang lebih luas tentang kepemimpinan yang meningkatkan model kepemimpinan lain
·         Kepemimpinan transformasional memberikan penekanan yang kuat pada kebutuhan, nilai, dan morl pengikut

Kritik pada Pendekatan Transformasional
·         Tidak memiliki kejelasan konseptual; mencakup banyak aktivitas serta karakteristik, termasuk menciptakan visi, motivasi, menjadi agen perubahan, membangun kepercayan, memberikan dukungan, dan bertindak sebagai arsitektur sosial, sehingga sulit untuk mendefenisikan secara pasti parameter dari kepemimpinan transformasinal
·         Peneliti umumnya telah menggunakan sejumlah versi dari MLQ untuk mengukur kepemimpinan transformasional. Sejumlah telah menguji validitasi MLQ. Dalam sejumlah versi MLQ, empat faktor kepemimpinan transformasional sangat berkorelasi satu sama lain, artinya mereka tidak memiliki faktor yang berebda
·         Memperlakukan kepemimpinan sebagai suatu karakter kepribadian atau kecenderungn pribadi, bukan perilaku yang dapat dipelajari orang-orang
·         Peneliti tidak membuktikan bahwa pemimpin transformasional benr-benar mengubah individudan organisasi

Daftar Pustaka : Northouse, P. G. (2013). Kepemimpinan. Jakarta: PT Indeks.